CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Mei 21, 2008

Yang kami tau

100 tahun sudah katanya Indonesia berbangkit

62 tahun sudah katanya Indonesia merdeka

10 tahun sudah, katanya Reformasi diusung

Yang kami tau, Indonesia masih lumpuh

Yang kami tau, Negeri ini masih terjajah

Yang kami tau, tak banyak yang berubah

Air mata darah tak cukup kah mengganti damai yang dinanti?

Anyir peluh derita tak cukupkah menghapus derita panjang ini?

Tak cukupkah beribu raga yang terpisah untuk membeli harga kemerdekaan?

Lantas, harus dengan apa kami menebus harga demi esok hari?

Bagaimana kami titipkan masa depan pada anak kami?

Apa yang kami wariskan pada anak kami esok?

Deritakah? Kelaparankah? Kebodohankah? Permusuhankah?

Aku tak ingin anakku menanggung akibat dari ego orang tuanya

Demi senyum esok hari anakku,

Cukuplah kisah duka sampai hari ini saja!

Indonesia bisa…!!

Forgive Me...

Tuhan, ampuni aku yang telah menyimpan sebuah nama dalam hatiku

Tuhan, ampuni aku yang telah mengingat sebuah nama dalam segalaku

Tuhan, ampuni aku yang telah merindu sebuah nama dalam waktuku

Tuhan, ampuni aku yang telah mengharap sebuah nama dalam hidupku tuk menemaniku

Mei 19, 2008

Sketsa Hati

Kau membawaku pada ruang klasik, cinta!

Tunjukkanlah padaku jika memang cinta itu indah

Pelihatkan padaku jika kau memang bisa mendapatkan hati dan cintaku

Lukiskan dengan nyata, bahwa kau menyayangiku dengan seutuhnya

Warnai hatiku dengan warna kesungguhanmu

Yakinkah aku dengan sepenuh hatimu bahwa kau yang terbaik untukku

Dan akupun akan berusaha menjadi yang terbaik untukmu

Tak ada lagi kenaifan, cinta yang diabaikan, dan kasih sayang termarginalkan

Sehingga merepresentasikan cintapun adalah seatu ibadah, bukan keindahan semata

Namun, apa ini saatnya?