CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

November 01, 2008

“See Deeper”

Now day, we confused by the government policy. So many policies that make controversial in our country, and education sector is one of the important part in our development progress for the next future. It should get more attention from us, because without ability and knowledge its too difficult to make advance in our country. And so possible that our country be chaotic.

When we see, the government just give allocate about 12,2% in 2008. Its increase 1,2% from 2007. although like that, I think its still not efficient / enough, because as we know the biggest portion of education sector progress with improve the country’s education budget were spent to finance the bureaucracy, its so confusing me!

Here, one of the reality that in our educational sector.

The high competition for high school graduates to enter the university. For about 393.000 high school graduates for being part of 96.066 that can receives in 56 state universities across the country.

Here, cell phones needed by three students (two girls and one boy) for help them to pass the test. The boy was caught trying to see the message from his phone to looking the answers. And the girls put the hands free under the headscarf and hidden the cell phone in the shirt pocket, also it hidden under the bandana.

Of course, its make us surprised to knows that our students were desperate and lost their confidence to pass the test to enter the state University.

Its possible if they do like that when we see the capacity that how many students were needed for / received as student in state Universities across the country.

So, not only the government should give the attention in education sector, but also parents, teachers, and other element in the community to improve our education’s quality.

Its time to make the better progress in our country, especially in education sector. Let’s make a change for our education’s sector progress with improve the country’s educational quality, repair damage education facilities and improve teacher training.

When the government’s plan to conduct the national exam for elementary or other grade, its better if the first thing that must be done is to see the quality of education, the there enough to do it, ready to do it. Like PDI-P legislator Cypranus Aoer said “it must also focus on process, which is fundamental to educate student. And this must be entrusted to schools, particularly the teaching staff”. He also said that like national exam for high school students, the planned national exam for elementary school student was against the goals of the county’s law in education.



(journal of me in the third semester)

Oktober 06, 2008

Ketika Matahari, Awan, dan Bintang bertemu...

Udah lumrah kali ya kalo Matahari ma Awan ketemu, nah lho gimana jadinya kalo Matahari malah ketemu Bintang di siang hari?

Yups, ne cuma terjadi di dunia kecil dalam ingatan!
Hari itu, Sabtu 4 Oktober di tahun 2008, Matahari, Awan, ma Bintang ketemu di acara reuni mini kawan seangkatan 05. Seneng, tapi sedikit kecewa juga karena dua keajaiban alam lainnya tidak bisa hadir yaitu Bulan dan Pelangi yang hari itu lebih memilih acara penting lainnya, it's ok yang penting itu tidak mengurangi rasa persahabatan kami.
Pagi, sekitar pukul 07:45 da panggilan masuk, nomor baru, sapa ya...? Ternyata my friend,

"Ning, kamu dimana?"
"Masih di rumah"
"Ya ampun, nyampe jam berapa tuh, acaranya kan jam 8!"
"Ia, ni juga lagi siap-siap ko!"
"Ya udah, mpe ktemu disana ya.."
"Ya, masa ketemu disini, he.he.."

Ya udah, minta anter my UncLe, coz telat neh, mana tanganku masih agak sakit (kmaren bis kecelakaan-info).

"A, ngebut dikit ya, coZ temen-temen uda pada nunggu di Kwadanan.." pintaku ketika uda nyampe jalan raya, maklum rumah ortuku jauh dari peradaban! he.he..

"Sip!" jawab pamanku singkat

Tiba di Kwadanan.... (bersambung dlu ya, coZ da teLpn dari my sis minta kejelasan tiket, hhhhh)

September 25, 2008

u9h....lagi-lagi



Terseret pada rutinitas yang mesti dirasa setiap kali hitungan waktu datang, sempat merasa bahwa ini semua tak adil dan menggugat atas suratan takdir. Hingga kadang terbesit pinta untuk sejenak hilang dan berganti posisi. Hingga Ibu pernah menegur

"jangan bilang begitu, ini adalah kemestian yang harus dialami, yang sabar ya..."

Kesabaran yang mesti diuji setiap waktu, namun, bukannya aku kuat, tapi aku selalu lemah dan tak kuasa menahan rasa sakit diseluruh sendi kehidupan! Rasa yang tak bisa kusandarkan pada kata (terlalu mendramatisir), tapi ini adalah kenyataan. Ada yang aneh, namun aku tak tau, setiap ia berganti aku mulai pulih dan berfikir bahwa esok ia tak akan ada lagi, namun, sampai hari ini semua selalu terulang. Banyak tanya yang ku layangkan pada semua orang, namun hanya gelengan kepala dan nada serupa. Aku ingin, esok yang akan datang, ia sudah tak bersamaku lagi.

September 06, 2008

Kisah selembar daun



Akulah daun itu…

Aku selembar daun

Yang bergoyang tertiup angin

Tumbuh dengan harapan akan terus ada, setidaknya sampai esok hari

Meski aku tau, esok belum tentu ada untukku

Aku hanya memiliki hari ini, karena hari ini aku masih disini

Menggenggam kisah untuk diri ini saat ini

Mempertanggung jawabkannya hari kemudian

Akulah daun itu…

Yang tak ingin dipisahkan dari pohon kehidupanku

Meski aku tau itu akan terjadi, suatu hak

Bilakah tiba saatnya aku terjatuh gugur dan terpisah dari ranting

Adakah aku siap dengan semua itu?

Akulah daun itu…

Yang meniti mimpi dan harap saat ini

Menanti saat kehendakNya berlaku atasku

Akulah daun itu…

Agustus 08, 2008

Sebagian ingatan



Kini baru aku menyadari kau begitu berarti di dalam hidupku ini

Saat-saat yang indah saat masih bersamamu waktu kita berdua dan mewanai dunia

Semua yang telah berlalu kini teringat lagi, kini terkenang lagi, ku ingin kembali,...

(Rama Band,)

Hal yang membuatku merasa bahagia adalah saat aku bisa membuat orang tersenyum bahagia dan menjadikan mereka bangga padaku. Ntahlah, namun itulah yang aku rasakan.

Waktu aku kecil, aku paling bahagia saat aku dipuji oleh Ibu. Entah karena hal apapun itu. Aku akan merasa sangat puas jika ibu memuji dan membelaku ketimbang mba’ Ray, satu-satunya kakak perempuan yang aku punyai. Mungkin karena jarak kelahiran kami yang tak begitu jauh, sehingga sering kali aku berselisih paham dengannya, bahkan terkadang ada perasaan iri padanya. Dan aku pikir ia pun sama, karena seingatku ia paling ga’ bisa ga’ kasih tau ibu kalo aku maen ma temen-temen aku. Yang kalo Ibu tau pastinya aku bakal diomelin. Makanya, ia sering ancem aku bakal bilang ke Ibu kalo aku ga mau nurutin perintahnya. Atau, dulu waktu kelas tiga-empat_an lah, aku dapet surat, eh... dijadiin alasan wat ia nyuruh-nyuruh aku dengan kesepakatan bahwa ia ga bakal bilang ma Ibu. Sialnya aku dulu, mau aja ngikutin permainannya. He.he.. tapi tetep, she is the best sister that I have (secara, she is the first daughter kale…). Ia adalah panutan bagi aku adeknya, menjadi sumber inspirasi di keluarga kami. She is so very smart, active, confidence, flexible, and, good sister meski kadang menjengkelkan.

Dulu, waktu masih kuliah di Serang (sekarang ambil pasca sarjana di UM), tiap kali pulang ke rumah bagi aku adalah petaka. Soalnya kalo ada di rumah begitu dateng pasti ngomel-ngomel dulu. Rumah yang berantakanlah, inilah, itulah, ada.. aja alasan wat nyuruh aku beresin semua. Padahal aku juga baru dateng dari sekolahan. Sama aja lelah. Tapi walo ngedumel ma uring-uringan tetep aja aku beresin semua. Soalnya kalo aku ngebantah ia, kadang ia suka nangis sambil ngomong “ia teteh mah emang ga bisa jadi kakak yang ginilah, gitulah…” yang pada akhirnya bakal bikin aku ga enak hati aja makanya, aku mengalah. Apa sich yang engga wat mba’ Ray..? he.he…

Lucu, kalo inget. Tapi dulu boro-boro lucu. Gedek banget tau, bahkan kadang aku kalo dimintai tolong gak mau. Sekarang kerasa deh, aku digituin ma adekku, yang paling susah ni adek aku yang paling kecil. Kalo dimintai tolong susahnya minta ampun, pake syarat pula.... cape dey... tau gak syaratnya apaan ?

To be continue ya…

Agustus 05, 2008

Tak sekedar kata tanya


Saya lahir dan besar di daerah terpencil jauh dari keramaian kota. Tepatnya di Kecamatan Pagelaran Propinsi Banten. Saya adalah IYLP angkatan 2005 dari Banten. Ketika mendapat pesan singkat dari Ardi, Pemred VOI untuk Majalah edisi sekarang ini, saya sedang berada di dalam bus jurusan Jakarta-Labuan. Membuat saya tersenyum geli. Bukan karena isi pesannya, tapi akan keteledoran saya. Sebenarnya sebelumnya saya sudah ada komunikasi dengan Aziz dan Zulham mengenai VOI, dan saya berjanji akan mengirimkan coretan-coretan kecil saya, akan tetapi begitu banyak hal yang membuat saya menunda untuk mulai menulis. Ternyata, sekarang saya baru menyadari bahwa penundaan hal yang kecil sekalipun akan berakibat fatal. Yahh… mulai sekarang tak ada lagi penundaan. Harus dimuali sekarang, dan saat ini!!!
Sudah menjadi kegiatan rutin saya, bahwa setiap minggu pulang ke rumah. Upss, lupa, setelah lulus dari sekolah, saya melanjutkan pendidikan saya di perguruan tinggi di kota Serang. Saya kuliah di IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten atau disingkat IAIN ‘SMH’ Banten. Saya mengambil jurusan Tadris Bahasa Inggris di Fakultas Tarbiyah, dan sekarang saya berada di semester kelima. Walau saya tinggal di kost yang berjarak ± 100 m dari kampus, setiap minggunya saya mesti pulang kampung, meski ada teman yang mengatakan “pulang kampung kok mingguan, kaya bulletin aja kamu tu ...” yah, apapun itu, saya mesti pulang. Bukannya tidak mau lebih lama di serang, atau tidak punya kegiatan di serang. Terlebih saat ini saya gabung di Lebaga Pers Kampus (LPM) SiGMA, tempat dimana saya ikut kegiatan internal kampus, yang pastinya butuh selalu ada disana dan ga’ jauh dari layar komputer dan lapangan. Belum lagi ditambah kegiatan di kelas yang membuat pikiran selalu dipenuhi oleh tugas, dan tugas. Ya, tak sesibuk teman-teman yang lain si, tapi kadang-kadang membuat saya ingin menangis (cengeng memang), namun, saya tetap percaya, bahwa semuai ini akan berguna nantinya, dan saya menikmati semua itu.
Alasan mengapa selalu pulang tiap minggu, kecuali kalau ada kegiatan penting itu adalah, bahwa saya punya kegiatan rutin yang dilakukan di rumah setiap akhir pekan. Yaitu belajar bersama anak-anak yang ada di sekitar rumah. Karena melihat realita yang ada di kampung yang 80% masyarakatnya adalah tidak bisa menikmati pendidikan. dan generasi mudanya yang dikhawatirkan terjerumus pada pergaulan yang kurang sehat. Sebenarnya, keinginan untuk itu sudah ada sejak dulu, terlebih setelah ikut IYLP, rasa ingin mengabdi untuk masyarakat di lingkungan tempat tinggal semakin membara. Namun pada akhir Agustus 2007 ning baru bisa melakukan hal itu. Pada awalnya, agak susah, namun, akhirnya saya bisa tersenyum lega ketika mereka selalu antusias mengikuti kegiatan yang diadakan. Dengan belajar menulis, membaca, bernyanyi, dan mengaji serta game lainnya.. saya harap kedepannya setidaknya bisa membawa perubahan di masyarakat kelak. Dan orang tua sangat mendukung sekali kegiatan ini.

Lanjut lagi mengenai perjalanan saya dari serang menuju labuan.

Karena tipa minggu musti balik ke rumah, secara otomatis, tiap minggu mesti naik bus yang akan membawa ning menuju rumah. Dan biasanya, ning pulang dari kampus langsung menuju terminal sekitar pukul setengah tiga-an dimana rasa lelah begitu terasa setelah dari pagi hari melakukan aktifitas di kampus. Suasana di terminal yang terik, juga debu yang beterbangan memenuhi atmosfer, sangat menyesakkan dan menyebalkan, belum lagi suara klakson dan juga pertanyaan-pertanyaan dari para calo, menambah daftar ‘penderitaan’ yang saat itu sangat capek. Ketika baru saja duduk di kursi bus yang pengap dan panas, tiba-tiba para seniman jalanan ikut menyemarakkan suasana panas dalam bus. Menambah daftar panjang penderitaan yang ning rasakan, mungkin teman-teman yang lainnyapun pernah merasakan hal yang sama, atau lebih parah. Saat pikiran begitu penuh dengan beban, jadi tambah berat dengan suara petikan gitar juga tabuhan drum serta lalulalangnya para pedagang asongan bahkan tak jarang ada pengamen yang memaksa penumpang untuk memberi uang. Rasanya ingin marah, tapi marah pada siapa? Merekapun butuh makan. Jadinya hanya bisa menarik nafas dengan sebal sambil menggerutu dalam hati, meski tau itu tidak benar. Dan kejadian itu selalu berulang setiap kali pulang ataupun berangkat ke kampus dari rumah. Dan jarak dari serang ke rumah ± 23 km, dan biasanya memakan waktu 2 jam. Tadinya saya berpikir mungkin benar ini yang bisa mereka lakukan, meski kalau dilihat dari segi fisik, mereka bisa mendapatkan yang lebih layak daripada sekedar mengamen. Tapi yang mengejutkan, suatu hari saya pernah melihat ada seorang pengamen yang saya kenal siapa dia. Dia mengamen diatas bus, yang saya tumpangi. Dia adalah seorang anak pengusaha sukses yang terkenal di kota Menes. Dari sana saya mulai menyadari ternyata banyak faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi pengamen, bukan hanya karena faktor ekonomi belaka, namun juga karena hobi, bahkan aji mumpung. Sungguh terlalu!!!
Hal ini muncul dan menjadi fenomena yang bisa dengan mudah dapat kita lihat di setiap pelosok, apa lagi di kota besar kali ya?? Menurut salah satu harian umum daerah di Banten, selain faktor ekonomi yang semakin sulit sehingga kurangnya lapangan kerja yang bisa menampung mereka, juga kurangnya perhatian dari masyarakatnya sendiri, serta tidak adanya keterampilan yang mendukung yang mereka punyai, sehingga pemandangan seperti ini dengan mudah banyak didapati (pengamen serta pengemis, dan bahkan gelandangan).
Sebagai generasi penerus, tentunya kita sangat prihatin dengan situasi seperti itu. Apa jadinya bangsa Indonesia dimasa depan nanti. Walaupun pemerintah telah melakukan banyak program untuk memberantas kemiskinan, namun, di daaerah saya belum begitu terasa. Terbukti dengan banyaknya pengangguran serta meningkatnya angka kriminalitas di masyarakat. Ada banyak rumusan untuk setidaknya bisa mengurangi masalah itu, diantaranya: Untuk masalah kurangnya lapangan kerja serta tidak adanya keterampilan yang dimiliki
  • Saatnya membuka lapangan kerja baru dengan meningkatkan keterampilan yang dimiliki setiap anggota masyarakat. Dengan melakukan kegiatan dalam mengasah dan memberikan keterampilan yang nantinya bisa menjadi bekal dalam menjalani usahanya. Dengan begitu akan membuka lapangan kerja baru yang akan menyerap tenaga kerja. Jadi bukan hanya mencari pekerjaaan dengan melamar dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Tapi dengan membuka peluang kerja baik itu industri kecil maupun rumah tangga.
  • Dan saatnya masyarakat membuka mata dan lebih peka terhadap anggota masyarakat lainnya yang ada disekitar mereka. Karena mereka adalah bagian dari kita, dan merekapun perlu dihargai meski mereka berada dibawah kita. Mereka perlu diakui dan sangat butuh untuk diperhatikan.

So, kita tidak perlu menyalahkan siapa-siapa, Karen tak ada yang salah.
Saat mulai melihat bahwa sebentar lagi aku harus turun, sambil melangkah untuk memberhentikan bus di gang depan, terbesit harap dalam hati, supaya suatu saat nanti pemerintah akan memberlakukan peraturan yang melarang para pengamen beroperasi didalam angkutan umum. Tentunya setelah semuanya sudah siap, tapi kapan ya…??

Agustus 04, 2008

Values of appearance

Langit begitu cerah tanpa ada segumpal awanpun nampak dari balik jendela bus yang kutumpangi dalam perjalanan pulang sore itu. Aku duduk sendiri di kursi dua deretan ke tiga dari pintu depan, tadinya aku duduk di kursi tiga deretan ke tiga dari belakang sejak dari terminal. Begitu tiba di Mengger penumpang mulai berkurang, aku pindah ke kursi dua, sebenarnya, aku paling suka jika duduk didekat jendela yang mengarah pandangan ke pegunungan di sebelah kanan bus jika hendak pulang. Karena semua kursi tiga rata-rata ada penumpangnya, maka akhirnya aku duduk disebelah kiri, meski dengan sedikit kurang nyaman, tapi aku masih bisa melihat pemandangan lain, dan menatap keluar jendela,

Bus terus melaju diatas jalan raya yang berliku dan berbelok dan sesekali berpapasan dengan bus lain yang menuju Serang dan Jakarta. Tiba di Pasar Maja yang memang terletak di kedua bahu jalan (sebenarnya itu hanya deretan toko-toko yang memang ramai karena memang perempatan jalan yang menghubungkan desa Cibiuk dengan Pusat Kota Pandeglang) tepat pukul 15.56, buspun berhenti untuk menurunkan beberapa orang penumpang. Lamunanku buyar, saat salah seorang pengamen bertubuh tinggi melintas disampingku, dan berdiri disamping kursi yang ada di depanku, kemudian membuka konser mereka dengan mengucapkan salam

assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh...”

wa’alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh...” jawab pengamen satunya lagi yang memakai topi dengan suara yang sebenarnya biasa saja, namun begitu menusuk saat mendengarnya. Akupun terhenyak menyadari bahwa tak seorangpun di bus yang menjawab salam itu. Padahal, aku perhatikan bahwa mereka semua sedang terjaga dan tidak sedang tidur, tapi tak seorangpun membuka mulut untuk menjawabnya.

Miris, malu, heran, bercampur memenuhi ruang jiwa yang sepi sentuhan religi. Beginikah realitas yang terjadi dilingkup kecil ini? Suara pengamen itu terus mengalir menemani perjalanan pulang sore itu saat aku tersadar bahwa akupun tak menjawab salam itu!! Apa yang kulakukan sepanjang moment itu, kemana aku? Aku pikir aku menjawab salam itu dalam hatiku. Dan akhirnya aku menemukan keadaanku tak jauh beda dengan semuanya. Tapi saat itu aku sedang menahan rasa nyeri yang kurasa menyiksaku, sakit yang kupikir membunuhku secara pelan. Ini hari pertamaku. Ah, selalu mencari pembelaan! Aku tak bisa menikmati perjalananku, aku begitu sibuk dengan sensasi rasa yang aku rasa sendiri, aku ingin cepat sampai rumah dan merebahkan tubuhku agar aku bisa hilangkan kesadaranku.

Ketika aku diskusikan hal ini saat makan malam bersama keluargaku esoknya, ayahku berkata

“ya mungkin males lihat penampilan mereka yang kayak pemakai dan tukang mabok”.

“tapi kan jawab salam itu wajib” kata ibuku “dari siapapun, karena salam itu ya do’a...” lanjut ibu dengan bijak.

Malam itu aku menyadari dan berjanji dalam hati bahwa setiap do’a yang keluar dari orang lain adalah tetap do’a, bukan umpatan ataupun hinaan apalagi lelucon. Jadi, akan aku jawab selalu salam yang kudengar dimanapun itu.

Juli 29, 2008

Lagi-lagi Lupa

aku lupa
entah dimana aku simpan hatiku
di titian pelangi, ataukah tong sampah

aku lupa
entah dimana aku labuhkan gelisahku
dihening malam, atau bisingnya siang

aku lupa
entah pada siapa jiwa ini ku abdikan
pada nafsu, ataukah aroma surgawi

aku lupa warna pelangi yang dulu begitu kukagumi
aku lupa pada birunya laut yang selalu kurindukan

aku lupa
entah jasad siapa ini
hingga aku hilang, hilang, dan selalu hilang

tolong, bantu aku...

Juli 24, 2008

untuk ia


WELCOME TO MY WORLD



Wish you be the one and the best for me and I could be the one that can make you feel comfort. You see what I was to be. Try to keep my heart, my sadness, my sorrow, and all about me. Hold me when I need, accompany me in my life. Luv U

Juli 15, 2008

dongeng sebelum lelap

bulan malam ini terang, meski tak utuh tapi ia indah buatku yang duduk termangu di balkon hijau tempat biasa ku melepas penat setelah seharian beraktifitas. yang menemaniku hanya alunan musik, sebuah buku, sebatang pena, dan senyapnya malam yang semakin beranjak. terbesit rasa inginku bisa merasakan saat yang tak bisa terulang kembali. akhirnya aku harus menyadari bahwa aku merindu saat-saat yang dulu mungkin aku benci,. saat aku ingin meleburkan tangis dan kecewa, selalu ada suara-suara nakal yang mengusikku, tangan-tangan nakal yang selalu mengetuk pintu saat aku lelah, tawa yang mentertawakan kekonyolanku, dan panggilan sayang yang selalu akan telinga, tentunya dengan penuh kemanjaan. hmmm...kini sudah tidak ada lagi, hal itu tak akan ada lagi. di sini, di tempat aku berdiri, beberapa saat yang lalu ramai oleh tingkah kenakalan, cemooh, dan tawa yang membelah malam, namun kini hanya ada aku. ada bintang jatuh! walau konyol, jika boleh meminta, aku ingin bertemu dan menghabiskan waktu bersama sekali lagi...karena, karena aku sangat ingin bersama. ijinkan aku berikan yang terbaik sebelum aku pergi.

Juli 09, 2008

Lapar

Tak sedang ingin bergurau

Hanya lelucon yang mengawali mimpi malam ini

Tak akan pernah ada yang sama

Siapa yang bisa menjamin?

Bahkan seorang penguasapun takkan bisa!

Mengumbar janji

Palsu ataupun asli, tak murni

Hanya menjejali perut dengan omong kosong

Tak bisa puaskan hasrat yang tersirat

Lapar, tak pernah kenyang

Meski tangan berlumur darah

Beribu mata menyorot sinis dan sadis

Tetap saja lapar itu terasa menusuk lambung yang berontak

Sampai kapan?

Saat ajal tiba!

Namun, adakah jaminan lapar itu akan hilang?

Tidak!

Justru mungkin akan jadi diwariskan

When I’m with mine only

All bad things can be coming up in one time in our daily life, so do with me, I suppose it. Yeah, cause of my childish sides that I couldn’t change although I’m 20 years old right now. Oh My God…!!! Its naturally when I feel so doubt and don’t know what must and what happened be done with my self. I dislike my life, I hate my self, and frankly I’ve ever felt it. Felt its so hard to be passed. I just try to believe that its will be okay, and I can survive in every things that I dislike in my life. But, did you know what happened in here, in my heart right now? Puff… I’m in not good position, I felt unhappy with the stories that written for me now. Really-really dislike and so dislike. I know its should not be like that, but it’s the fact, I felt it.

I need someone that could understand me and look me like me as my real, not in lie and doubt. Just make me feel comfort and have spirit to do my best, not only judges me and to force me could understand about you, I can’t, its hard for me without you say one word to me, although one word, did you know? Can you feel my sadness? Did you realize that I dislike it? You’re my choice that I wish can be my place to share and gather to fulfill weakness be power. So, now, did you know what happen with me here? What I fell? Could you hear me call you here? Just wanna see who you are, I can’t!

Juni 24, 2008

Aku bagimu

Aku bukan embun yang menyejukkan
Aku bukan hujan yang bisa membasuh derita bumi
Aku bukan air yang mampu menghilangkan haus
Bukan aliran sungai yang kan membawa harap menuju samudra
Aku hany bisa berharap, itulah aku bagimu

Hilang

aku pernah kehilangan
menyakitkan!
siapa yang mau?
lantas hendak kemana aku alirkan cerita
saat tiada seorangpun bersamaku?
haruskah menyesali ucap yang pernah ada?
engkau ada dimana kini?

Juni 23, 2008

Karena Engkau adalah seorang Ibu

Photobucket

Perjalanan pulang kali ini serasa tak ada yang berbeda dengan kepulanganku sebelum-sebelumnya, semua sama pada awalnya. Aku menunggu bus lewat di lampu merah Ciceri, karena kalo sore bus bisa masuk kota, jadi tak mesti pergi ke Terminal Pakupatan terlebih dahulu. Setelah sekitar setengah jam aku menunggu bus, akhirnya bus datang. Tadinya aku sempat berpikir bahwa bus sore ini tak lewat jalur ini karena merasa aku menunggu sudah lumayan lama tapi tak ada satupun bus yang terlihat, khawatir lewat jalur biasa karena memang ada acara di KP3B yang dilewati. Tapi syukurlah akhirnya bus datang juga.

Kursi bus ternyata sudah penuh penumpang hingga ada beberapa penumpang yang berdiri, tentu aku adalah salah satunya. Sempat berangan akan ada orang baik yang menawarkan tempat duduknya seperti minggu kemarin, karena aku terlalu lama berdiri. Namun aku tau hari ini tak ada. Karena mayoritas penumpang adalah perempuan, dan hanya beberapa orang pria. Aku coba menikmati perjalanan pulangku dengan memusatkan perhatianku melihat keluar jendela, menikmati suasana sore hari yang cerah, penumpang semakin bertambah sehingga akupun bergeser semakin tenggelam dalam deretan kelelahan penghujung hari yang melelahkan. Saat jiwaku sedang keluar dari situasi disekitarku, aku disadarkan oleh pembicaraan penumpang yang berdiri disampingku. Ia sedang berbicara dengan seorang wanita yang menggendong bayinya di kursi dibelakangku. Dengan reflek aku menoleh kebelakang karena mendengar godaan perempuan itu pada si bayi. Aku terkesiap, tertegun saat melihat bayi itu, sungguh lucu, sangat lucu. dengan lincahnya si bayi bergerak dan ngoceh serta lirikan matanya yang sangat indah dan menggemaskan serta beningnya mata itu. Sungguh bayi yang imut. Dengan pipi chubby dan kulit bersihnya ia membuat aku ingin menyentuh dan mencubit pipinya. Sang ibu terlihat begitu senang dengan senyuman yang terus menghiasi bibirnya serta meladeni pertanyaan penumpang disampingku tadi.

Tanpa aku sadari bagaimana mulanya, yang aku tau, aku telah turut gabung dengan pembicaraan dua wanita itu. Dari sana, aku bisa menemukan kembali kasih ibu. Seorang ibu pada anaknya. Dari penampilan dan gaya bicara si ibu, aku tau ia dari keluarga biasa dan memang sangat sederhana, toh kaya maupun miskin tak bisa menjamin seseorang bahagia atau menderita. Dengan ekonomi pas-pasan, si ibu dan suaminya membesakan baru dua anak. ”Yang pertama baru empat tahun” kata si ibu, ”dede bayi ini berapa bulan bu?” tanyaku. ”enam bulan” jawab si ibu, lalu ia pun menceritakan walau dari keluarga yang sederhana, si bayi pernah menjadi juara ketika ada perlombaan bayi di tempatnya dan mendapat uang dari lomba itu. Hal itu aku pikir sangat wajar, karena melihat postur si bayi yang terlihat sehat dan lincah. Si ibu menceritakan bahwa ada sepasang suami-istri yang berniat untuk membesarkan si bayi dengan memberi imbalan orang tua bayi uang sebesar dua juta rupiah. Uang yang cukup besar untuk orang sekelas mereka. Namun toh walau hidup pas-pasan, si ibu menolak untuk memberikan bayinya pada orang tadi. Walau apapun, saya akan tetap mempertahankan bayi saya, begitu ungkapnya, saya tak ingin jauh dari anak saya.

Begitu mulia hati seorang ibu. Hati yang penuh kelembutan dan cinta kasih. Cinta yang tak akan padam sepanjang masa, cinta yang tak bersyarat, cinta yang tak pernah lelah, ia selalu menerangi disetiap denyut kehidupan. Belaian lembut seorang ibu, curahan kasihnya, adalah sumber kehidupan bagi anaknya. Kebahagiaan seorang ibu adalah ketika melihat anaknya tersenyum bahagia, meski lelah mendera tubuhnya. Teringat kisah Siti Hajar yang berlari antara bukit Shafa dan Marwa untuk mencari setetes air di tengah gurun pasir yang tandus dan sepi, yang tak ada orang lain disana untuk anaknya yang kehausan. Betapa perjuangan seorang ibu sungguh teramat mengagumkan, keagungan seorang ibu yang tak ada gantinya.

Aku jadi ingat ibuku di rumah. Ia adalah wanita terbaik yang Tuhan beri untuk menjadi ibuku. Ibu akan melakukan apapun untuk aku, anaknya. Tak peduli bagaimana dengan dirinya, yang ibu pikirkan adalah bagaimana anaknya. Namun aku sering kali melukainya dengan sikap egoku dan kenakalanku. Ah, mulianya hatimu ibu. Ketulusan dan kasih sayangmu membuat aku tak berati apa-apa, aku tak akan bisa apa-apa tanpa dirimu. Betapa seringnya aku tanpa hal yang jelas membuat suasana di rumah tak nyaman, namun dengan kesabaranmu, engkau mencairkan endapan emosiku yang labil. Membawaku pada suasana yang membuat aku terus ingin bersamamu. Maafkan aku yang tak pernah peduli dengan kelelahanmu, air mata yang mengalir dalam do’a kudus disetiap munajatmu pada-Nya. Mom, I Luv U so much.

Untuk usia yang masih tersisa dalam hembusan nafas yang masih ada

Demi cinta yang mendera jiwa dalam rindu yang menggebu

Aku, ikrarkan

Akan ku baktikan seluruhnya untukmu

Karena engkau adalah seorang Ibu

Dan aku, calon seorang Ibu

Juni 09, 2008

Aku dan sepiku

Jangan kau tanyakan lagi kabarku, begitupun hatiku

Karena tak akan ada yang kan terucap, karena sungguh pun kau tau, tak ka nada yang berubah

Sesal ini membangunkanku dari mimpi yang melenakan

Meski merobek sketsa yang sempat tergores dalam jiwa

Hanya bisa terdiam

Adakah kau tau, dalam diam aku berkata, dalam hening ku bercerita

Hingga hanya bisa terdengar oleh desir angin.

Aku sendiri, dalam sempitnya jiwa yang terlena.

Rabu, 21 Mei 08

Mei 21, 2008

Yang kami tau

100 tahun sudah katanya Indonesia berbangkit

62 tahun sudah katanya Indonesia merdeka

10 tahun sudah, katanya Reformasi diusung

Yang kami tau, Indonesia masih lumpuh

Yang kami tau, Negeri ini masih terjajah

Yang kami tau, tak banyak yang berubah

Air mata darah tak cukup kah mengganti damai yang dinanti?

Anyir peluh derita tak cukupkah menghapus derita panjang ini?

Tak cukupkah beribu raga yang terpisah untuk membeli harga kemerdekaan?

Lantas, harus dengan apa kami menebus harga demi esok hari?

Bagaimana kami titipkan masa depan pada anak kami?

Apa yang kami wariskan pada anak kami esok?

Deritakah? Kelaparankah? Kebodohankah? Permusuhankah?

Aku tak ingin anakku menanggung akibat dari ego orang tuanya

Demi senyum esok hari anakku,

Cukuplah kisah duka sampai hari ini saja!

Indonesia bisa…!!

Forgive Me...

Tuhan, ampuni aku yang telah menyimpan sebuah nama dalam hatiku

Tuhan, ampuni aku yang telah mengingat sebuah nama dalam segalaku

Tuhan, ampuni aku yang telah merindu sebuah nama dalam waktuku

Tuhan, ampuni aku yang telah mengharap sebuah nama dalam hidupku tuk menemaniku

Mei 19, 2008

Sketsa Hati

Kau membawaku pada ruang klasik, cinta!

Tunjukkanlah padaku jika memang cinta itu indah

Pelihatkan padaku jika kau memang bisa mendapatkan hati dan cintaku

Lukiskan dengan nyata, bahwa kau menyayangiku dengan seutuhnya

Warnai hatiku dengan warna kesungguhanmu

Yakinkah aku dengan sepenuh hatimu bahwa kau yang terbaik untukku

Dan akupun akan berusaha menjadi yang terbaik untukmu

Tak ada lagi kenaifan, cinta yang diabaikan, dan kasih sayang termarginalkan

Sehingga merepresentasikan cintapun adalah seatu ibadah, bukan keindahan semata

Namun, apa ini saatnya?

April 28, 2008

Wishes

Jangan hakimi aku dalam gersangnya gurun kehidupan

Jangan tinggalkan aku

Dalam dinginnya badai salju yang membekukan jiwa

Temanilah aku dalam setiap hembusan nafasku,

Agar hadirmu selalu menyertai detak jantungku.

Senantiasa menguatkanku, menemaniku,

Memahamiku dan membuatku berarti.

April 21, 2008

Hidupku

Ampuni aku...

Dalam setiap desah nafasku

Dalam setiap denyut nadiku

Dalam kesendirianku

Dalam keramaianku

Dalam setiap rasaku

Dalam sedihku

Dalam bahagiaku

Dalam kecewaku

Dalam benciku

Dalam setiap harapku

Dalam anganku

Dalam sugestiku

Dalam mimpiku

Dalam kejujuranku

Dalam kebohonganku

Dalam setiap ucapku

Dalam setiap dugaku

Dalam setiap langkahku

Dalam waktuku

Dalam kesempatanku

Dalam kesalahanku

Dalam khilafku

Dalam perjalanan hidupku

Ampuni aku...

April 14, 2008

Lose

Ada yang hilang dalam hidupku

Sejak kapan itu entahlah, aku tak menyadarinya

Aku terus terombang ambing dalam gelombang tak berwujud, terus terseret dalam arus abstraknya, entah dimana ujung muaranya

Irama emosi beruntun hadir dalam hati, membuatku hilang

Kehilangan idealisme, mimpi, dan segalanya

Aku runtuh kini, sesal demi sesal mengurungku dalam labirin kehidupan

Sesak, sementara usia semakin beranjak, aku ingin bangkit, namun tercekal

Apa yang harus aku lakukan dalam serba kesalahanku ini ?

Sementara aku semakin teringgal jauh, sementara banyak asa yang ingin ku genggam.

Sementara aku dalam rasa bersalahku.

Once

Jika memang kehadiranku tak diinginkan, cukup katakan sekali saja.

Jika memang aku menyebalkan katakan sekali saja.

Jika memang aku pernah melakukan kesalahan, katakan sekali saja.

Jika memang aku menjemukan, katakan sekali saja.

Jika memang aku menjengkelkan, katakan sekali saja.

Jika memang aku bersalah, katakan sekali saja.

Sekali bagiku cukup, daripada kau terus menerus berharap aku akan tau

April 10, 2008

Lihat lebih dekat


Penampilan luar belum tentu mencerminkan dalam, dan dalam mencerminkan luar.


Ntahlah, aku bingung kata yang sebenarnya itu bagaimana seharusnya. Yang jelas, yang ingin aku katakan adalah bahwa jangan pernah tertipu penampilan luar, karena tak selamanya mencerminkan dalamnya bagaimana, bahkan kadang-kadang sebaliknya.

Bosan sudah aku menjalani dan menemui semua kepura-puraan yang ada di depanku. Hmm, sudah sangat sering aku merasakan kecewa karena percaya pada kemasan, bukan pada isinya. Ya ialah, secara di depan mata begini_begitu, ternyata di belakang begitu. Ucapan yang di katakan tak sama dengan yang dilakukan, hmmm, aku jadi ga habis pikir. Kadang seperi ini, kadang seperti itu. Ya itulah manusia!!!

Men_judge orang lain salah, padahal belum tentu, dan mungkin saja ia yang keliru.

So, ma_afin aku ya, aku udah kehabisan kata_kata. Bukan karena kehabisan vocab, Cuma saja aku kehabisan motivasi untuk terus menerus mempercayaimu. Dan mungkin aku seolah-olah acuh, ya gimana engga, setiap kali da something trouble, you came to me and aku kasih pandanganku walo dikit. Dan herannya, setiap da trouble lagi, terus_menerus seperti itu, bilang mah begini, ternyata pas practice’y nol besar. Cape deHhh....bikin orang lain ikut puyeng tau. Ya udah deh, urus dirimu sendiri aja ya.. aku juga punya urusan sendiri. Bukannya gak syukur kamu percaya ma aku, tapi itu lho mba sikapmu membuatku males, walo sering aku katakan. Tetep aja berulang. Sabar-sabar.... Sebenarnya belum tentu dik aku juga, mungkin saja tanpa aku sadari justru akulah yang seperti itu. Kan ada pepatah bilang ”kuman di seberang lautan kelihatan, tapi gajah di pelupuk mata sama sekali ga’ nampak”. Bisa jadi. So, perbaiki diri sendiri...

Jangan mandang masalah dari satu sisi aja, lihat sisi yang lainnya. Dan jangan pernah mengatakan sesuatu itu salah_ato benar tanpa kita mengetahui terlebih dahulu esensinya. Setuju ga..??

Topeng

Atas nama cinta kau gaungkan pesonanya

Atas nama kerinduan kau hembuskan kobarnya

Atas nama ketulusan kau bisikkan keindahannya

Kembali tergores perih ini, aku menangis

Luka itu kembali berdarah

Kau tak mencintaiku dengan sebenarnya

Kau tak merindukanku dengan keikhlasan

Bukan keindahan yang kan kau beri, namun derita yang mendera jiwa

Bukan kesucian, tapi kehinaan yang kau tawarkan

Kau bukan hanya membohongiku

Namun kau menipu dirimu sendiri

Haruskah aku menitipkan rasa ku padamu?

Bagaimana mungkin sayang, jika menawarkan ikatan dosa

Yang nampak padaku itu bukanlah dirimu

April 07, 2008

Tanpa Nama

Ku berpijak pada hamparan bumi yang tak bernama

Ku berdiri diantara orang-orang yang tak bernama

Sepi yang menjelma dari jiwa yang tak bernama

Membawaku ke dalam lingkaran emosi tak bernama

Hingga lelah hati menuju asa yang tak bernama

Pengecut

Ku ingin tapi tak ingin

Ku mau, tapi tak mau

Ku siap, tapi tak siap

Ku mampu, tapi tak mampu

Apa lagi?

Ku tak lebih dari seorang pengecut

Yang meminta hak sebelum waktunya

Ku memaksa

Katakan saja begitu

Memang itulah aku

Apapun pendapatmu, aku tak peduli

Ini yang ku yakini, maka ini yang ku ambil.

Sometime, we need lonely

Yupz, to think whatever. Meski kesunyian itu kadang menjemukan.

Namun, dalam kesunyian kita bisa jujur pada diri sendiri, meski pada awalnya terasa sulit, ntah karena ke_egoan maupun ke_engganan mengakui kekurangan dan menyadari apa adanya kita. Lelah, penat, jenuh yang mungkin pernah menyapa menjadikan begitu rapuhnya jiwa ketika pegangan hampir saja terlepas. Menjadikan keangkuhan menguasai. Dan ketika memang kita dituntut untuk bersikap apatis, meski nurani berontak. Kita butuh waktu untuk berhenti sejenak. Padi dalam Sang Penghiburnya mengatakan “bukankah hidup ada perhentiannya..”. Ya, kita butuh waktu untuk berfikir, berhenti sejenak, bukan berlalu untuk meninggalkan. Hanya sesaat sebelum kita kembali menemukan kembali apa yang sempat terlepas. Orientasi semula. Atau mungkin kesalahan pada tujuan awal. Gagal merencanakan merupakan merencanakan kegagalan.

Kejenuhan bisa hadir kapan saja.

Kita butuh waktu untuk sendiri, mendengarkan suara hati, karena ada yang mengatakan bahwa hati merupakan suara Tuhan, dimana kita bisa menemukan kebenaran disana. Bebicara dengan hati, kembali mempertanyakan apa yang kita tuju, mendengar keluh_kesahnya, kesedihannya, keinginannya, mencoba tuk memahami dan menerimanya.

Mungkin kita bisa pergi ke tempat_tempat yang baru yang bisa memberikan inspirasi dan semangat baru, ataupun tempat yang sudah lama tak kita kunjungi, kembali mengenang cerita lalu. Ataupun dengan merenung di tengah keramaian, semisal duduk di trotoar ataupun di halte. Apapun cara anda, itu adalah apa adanya anda. Seperti yang sering diucapkan sisi ke_egoan ”kalau kita merasa nyaman, mengapa harus repot-repot mikirin pendapat orang?”.

Atau, bukankah telah disediakan waktu khusus untuk kita? Waktu yang sangat tepat untuk kita bercerita pada Nya selain diwaktu_waktu yang 5 itu. Yupz, sepertiga malam, disaat hanya ada kesunyian. Mengapa harus jauh_jauh, toh kita sudah disediakan cukup waktu untuk itu. Tak perlu mengeluarkan biaya banyak untuk bepergian. Cukup bangun dan lakukan gerakan_gerakan penuh cinta dan kepatuhan disaat bumi sedang terlelap, menyerahkan segala urusan padaNya, karena segala sesuatu adalah dari Nya. Penuh dengan kepasrahan, pengharapan, serta pengabdian. Bukan kita tak mensyukuri tapi kita sekedar menyampaikan betapa kita sangat tergantung pada_Nya. Kita kembalikan semuanya pada sang pemiliknya, karena kita hanya menjalani kisah dalam episode kita. Ato kapanpun itu, anda lebih tau daripada saya....

Di sepertiga malam,

aku berharap Engkau perkenankan,

aku ingin bedua dengan Mu.*

(puisi Hening karya Hana Habibah dimuat di majalah SiGMA edisi 37)

April 01, 2008

Ku

Ku bangun mimpiku diangkasa

Ku lukis dengan tinta pelangi

Ku tulis harapku dengan sepenuh jiwa

Ku rangkai asa dalam naungan fajar

Namun…

Ku harus membangun pondasi dari benci

Ku harus menutup hati dari inginku

Ku harus menghapus manisnya kenangan masa silam

Ku harus berjalan dalam rintihan yang tak terdengar

Ku harus diam, membiarkan kebekuan dalam jiwa

Ku harus relakan semua beranjak

Semua bukan inginku, aku terpaksa

Jangan salahkan aku, karena akupun sebenarnya ta mau

Sisi gelap Deep of mine


Mungkin, aku terlalu egois sehingga apapun itu aku tak bisa menerimanya. Aku yang terlalu membesar-besarkan masalah. Aku yang selalu berfikir protektif, aku yang takut kehilangan, aku yang takut kecewa,..

Ada banyak kata yang mungkin belum ku ungkap, yang hanya terdengar dalam detakkan jantung dan hembusan nafasku. Bukannya aku tak ingin berbagi, hanya saja aku meragu. Aku tak tau mengapa sesal ini masih tersimpan. Walau aku berusaha untuk melupakannya, namun nyatanya itu hanya membuatku semakin mengingatnya dan merasakannya lagi. Perih yang mungkin menghiasi sebagian besar tempat dalam perjalanan kisahku. Perih yang begitu melukai jiwa, perih yang tak terperi, hingga meninggalkan jejak kosong kehampaan. Sampai kinipun masih ada.

Mungkin awal dari semua kisah luka jiwa yang kurasa selama ini, yang menjadikanku selalu bersikap antipati, egois, kaku, acuh, masa bodoh, dan curiga.

Mungkin aku kehilangan eksistensiku sebagai manusia, aku tak percaya pada manusia, kepercayaanku memudar. Semua sama, tertawa di atas duka orang lain. Tak ada keadilan, tak ada lagi ketulusan, cintapun semakin jauh dari kesucian, yang ada hanya badut-badut yang bertopeng kepalsuan yang menawarkan sensasi sesaat yang nantinya akan membawa pada penyesalan yang tak berkesudahan. Itulah manusia

Keangkuhan yang menguasai, menutup mata hati dari cinta kasih, menutup pandanganku dari kebaikan.

Jangan pernah tanyakan padaku kesetiaan,

karena hingga saat ini masih ada tempat untukmu

Jangan pernah tanyakan pengorbanan padaku,

karena aku telah merelakan sebagian hatiku ikut bersamamu

Jangan pernah tanyakan arti persahabatan padaku,

karena aku menerimamu apa adanya

Jangan salahkan aku karena kau begitu berarti untukku


Tiada henti-hentinya aku gaungkan keindahan saat bersamamu dalam ingatanku, karena kau begitu sempurna untukku, untukku berbagi. Kau tau, aku begitu bahagia saat kau dan segenap hatimu menghiasi hariku. Sebelum hari itu tiba, dimana jiwaku dalam bayang kelam, sebelum pengkhianatan itu terjadi. Kau tau, aku kecewa padamu, aku marah, aku benci, aku, habis sudah kata-kata ku untuk mu....

Kau yang ku percayai untuk membagi kisah dalam dimensi masa, yang memahamiku, yang senantiasa ada saat ku butuh, bersama dalam suka maupun duka, kau telah pergi. Dan saat ini, aku tak percaya akan ketulusan, hatiku terlanjur terlukai dan aku tak percaya lagi. Aku terpaksa membangun dinding dalam hatiku, yang akan melindunginya dari perihnya luka. Entah sampai kapan aku seperti ini, aku tak ingin kecewa, karena kecewa itu begitu menyakitkan.


Gals,..

Kecantikan pemikiranmu begitu pempesonakan jiwaku

Kecerdasan emosionalmu begitu menyilaukan hatiku

Namun, pengkhianatanmu melukaiku hingga saat ini

Aku tak bisa membuka hatiku lagi

Mengapa,..

Takkan habis kata tanya untukmu

Jangan tanyakan padaku, karena hatiku ikut menangis saat aku kembali, dan semua sudah berbeda.

Rasa itu luruh,

Jangan tanyakan luka itu, karena jiwaku begitu terluka.

Aku tak bisa jadi sahabat yang baik untukmu,.

Mungkin memang kita ditakdirkan ntuk menempuh jalan yang tak sama.


Biarlah sisi gelap dalam hati ini hanya ku ungkap kali ini saja, agar kau pecaya bahwa aku kehilanganmu. Bahwa kau tak tergantikan...

Sis, you’re the one that I couldn’t stop to loving you…

Me & my lonely

Maret 25, 2008

me and friends.....

Halo.... dah lama ya aQyU ga posting, gi ngurusin tugas kuliah dulu siyh.... ni juga mampir bentar doang, mo taro foto Ima n Anggi, temen gokil aQyu di zaman dulu. Ma, selamet ya....bentar lagi punya baby....

Maret 06, 2008

Kau Ajariku

Jika hati telah berkata dan memilih

Apa yang bisa aku lakukan?

Jika perih serta bahagia telah bertemu

Apa dayaku?

Hanya bisa menjalani semua dalam lingkaran hati

Kau menemaniku dalam ketidak tauanku

Kau telah mengajariku banyak hal

Kau ajariku bahagia, kau ajariku kesetiaan

Kau mengajariku kesabaran, kau ajariku dalamnya perasaan

Kau mengajariku kerinduan, kau ajariku kasih sayang

Dan, kini kau ajariku mengikhlaskan,

Untuk merelakan kau pergi dariku

Maret 05, 2008

KATA-KATA BIJAK DARI CEO KELAS DUNIA

************************************

Takut akan kegagalan seharusnya tidak menjadi alasan
untuk tidak mencoba sesuatu.
Kepemimpinan adalah Anda sendiri dan apa yang Anda
lakukan.
Frederick Smith,
Pendiri Federal Express
**************************
Kejujuran adalah batu penjuru dari segala kesuksesan,
Pengakuan adalah motivasi terkuat.
Bahkan kritik dapat membangun rasa percaya diri saat
"disisipkan" diantara pujian.
May Kay Ash,
Pendiri Kosmetik Mary Kay
**************************
Jika Anda dapat memimpikannya, Anda dapat
melakukannnya.
Ingatlah, semua ini diawali dengan seekor tikus,
Tanpa inspirasi.... kita akan binasa.
Walt Disney,
Pendiri Walt Disney Corporation
**************************
Uang merupakan hamba yang sangat baik, tetapi tuan
yang sangat buruk.

P.T. Barnum,
Anggota Pendiri Sirkus Barnum & Bailey
**************************
Sumber kekuatan baru bukanlah uang yang berada dalam
genggaman tangan beberapa orang, namun informasi di
tangan orang banyak.
John Naisbitt,
Pemimpin Umum Naisbitt Group
**************************
Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat.
Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras.
Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika
kesempatan bertemu dengan kesiapan.
Thomas A. Edison,
Penemu dan Pediri Edison Electric Light Company
**************************
Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka;
namun terkadang kita melihat dan menyesali pintu
tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak
melihat pintu lain yang telah terbuka.
Alexander Graham Bell,
Penemu dan Mantan Presiden National Geographic Society
**************************
Jangan biarkan jati diri menyatu dengan pekerjaan
Anda.
Jika pekerjaan Anda lenyap, jati diri Anda tidak akan
pernah hilang.
Gordon Van Sauter,
Mantan Presiden CBS News
**************************
Hari ini Anda adalah orang yang sama dengan Anda di
lima tahun mendatang, kecuali dua hal : orang-orang di
sekeliling Anda dan buku-buku yang Anda baca.
Charles "Tremendeous" Jones,
Presiden Life Management Services, Inc.
**************************

Yang terpenting dalam Olimpiade bukanlah kemenangan,
tetapi keikutsertaan ...
Yang terpenting dari kehidupan bukanlah kemenangan
namun bagaimana bertanding dengan baik.
Baron Pierre de Coubertin,
Pendiri & Presiden pertama Komite Olimpiade
International

met haRi jadi waT ka2 qYu...






Saat ini, aQyU mo’ ucapiN


met

ULANG TAHUN....

Yang ke- 23....


Mudah-mudahan dalam usia ka saat ini, menjadikan ka lebih bisa melakukan hal yang terbaik lagi, dan lebih bisa memberikan sinar kebahagiaan bagi orang-orang yang ada disekitar ka.


Hmmm…. Juga mudah2an, ka cepet beres skripsinya, lulus, kemudian menemukan calon pendamping hidup ka dalam suka maupun duka…., supaya bisa jagain ka kalo ka sakit. He.he.he….. .

Jangan lupa ma adek mu yang cUantik ni yA… (weks, kelewatan banget ya bo_ongnya). He.he… tak apalah, kan yang ajarinnya juga kaka….

Oya, ka mau kado apa dari dE.. ? (mang bakal kasih ???). ya… kalopun gak ngasih, yang penting uda nanya kan…gugur kewajiban !!!
Cutton buds mau ? Hue.he.he…… tunggu ja deh….


Maret 01, 2008

Apakah Tuhan mengirimmu untukku?

Apakah Tuhan mengirimmu untuk menemaniku?
Apakah Tuhan mengirimmu untuk bersamaku?
Apakah Tuhan mengirimmu untuk membalut duka ini?
Apakah Tuhan mengirimmu untuk aku cintai?
Apakah Tuhan mengirimmu untuk ajarkanku arti cinta sebenarnya?
Apakah Tuhan mengirimmu untuk menjadi bagian terindah yang pernah ku miliki?
Apakah Tuhan mengirimmu untuk menyempurnakan sebagian jiwaku hingga menjadi utuh?

Cinta lalu

Meski waktu telah lalu
Namun cerita tentangmu tetap ada
Saat rasa sayang pernah kita miliki
Menemani hari yang terlewati, dengan cinta
Hingga saat itu kita percaya bahwa inilah cinta.
Yang kini ku tau itu hanya emosi yang belum saatnya ku rasa
Karena rasa yang hadir saat kita masih belum siap
Dan belum kita pahami arti cinta
Sekarang, ku yakin kaupun memahami arti kepergianku
Yang mungkin pernah kau tak mengerti
Yang mungkin menyakitimu

Ceritaku

Angin menghantarkan cerita ini ke ujung samudera
Menyentuh buih yang memutih, menghadirkan aroma biru ke setiap penjuru langit
Membisikkan seluruh rasa yang tercipta
Mengawali rangkaian indah perjalanan yang ada
Memulai dengan kata cinta yang tak kan lelah mengurai asa
Mempertemukan ku dengan mu dalam rindu yang menjelma
Jiwaku melayang,
Akupun hilang dalam gelombang rasa yang hadir saat ku bersamamu
Kau lah cerita indah dalam hidupku.

Yang Telah Pergi

Sebelum tangan itu membawamu pergi
Meninggalkan aku dalam tembok kehampaan
Terhempas ku tak berdaya, hingga raga pun semakin rapuh
Hanya bisa melihatmu semakin jauh

Sahabatku, tak kah kau ingat pada ku?
Terhapuskah namaku dalam hatimu?

Untuk seorang sahabat, rela suka duka ku bagi
Untuk seorang sahabat sepertimu, akan ku lakukan segalanya
Atas sentuhan lembutmu saat ku terasing
Atas ceriamu yang membuatku bangkit
Tuhan telah mengirimmu untuk menemaniku
Untuk melengkapi belahan dalam jiwaku.

Dan kini aku masih berharap kau akan datang
Meski ku tau, yang relah pergi takkan kembali.

salam sLaLu


Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Loha....

Alhamdulillah aQyu bisa blogging lagi niy, setelah sekian lama gak menyentuh dunia blog. Hehe... bukan karena sibulk atao sejenisnya, tapi karena, ya....ada beberapa faktor, i'm too shy to say... He.he... Walo gitu, Alhmadulillah aQyU masih tetep bisa nulis walo bukan di blog.
Dan lagi-lagi aQyu mUsti bTerimakasih ma smUa tEmeN2 aQyU atas banYak haL. thaNk banYak yA gaLs... he.he.... you’rE tOp deYh.....
aQyu jUga maU ucapiN meT daTang waT temen2 yaNg daH kuNjung ke BlogG’y hAna haBibaH... WELCOME......
mengawali bulan maret ini, kayanya aQyu mUsti banYak2 nyiapin pUisi yang bakal aQyu kirim waT oRang2 yang qyu sayaNg yaNg ga lama lagi Ulang tahun....

meT daTaNg buLan MareT.....



LUPA

Aku lupa siapa aku

Aku lupa dimana aku

Aku lupa apa yang telah terjadi pada ku

Aku lupa pada janjiku

Aku lupa pada tanggunganku

Aku lupa pada hari sulit yang mereka perjuangkan untuk ku

Aku lupa memikirkan mereka

Aku lupa cara berfikir logis

Aku lupa pada belas kasih

Dan aku semakin lupa kapan aku lupa….!!!